Minggu, 03 Mei 2009

Saat Kau Tikam Aku

Apalah arti senyummu ketika rasa sakit kau tikamkan ulu hatiAku tak butuh senyum seindah apa punBagiku tetaplah keindahan sebilah pisau yang telah terlanjur kau benamkan di dadaLalu dengan senyun di bibirKau menari di atas ketergeletakankuBersama setumpuk tawaMerah. . .Merah sudah tanah tempat ku tergeletak: terkapar aku oleh rasa sakit yang kau torehkan dengan sempurna.
Jangan kau tanya dengan apaKau tebus sebuah kata maafJangan tanyakan itu padakuKarena jawabku hanyalah jawaban sintingOrang yang sedang dilanda gelisahAku tak yakin kau mampu menebusnya: aku ingin tubuh dan jiwamu menjadi bagian hidupku.

Tidak ada komentar: